Keraton Kacirebonan dibangun pada tahun 1800 M, Bangunan kolonial ini banyak menyimpan
benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris, Wayang,
perlengkapan Perang, Gamelan dan lain-lain.
Seperti
halnya Keraton Kasepuhan dan Keraton
Kanoman, Kecirebonan pun tetap menjaga, melestarikan serta
melaksanakan kebiasaan dan upacara adat seperti Upacara Pajang Jimat dan
sebagainya.
Keraton Kacirebonan berada di wilayah kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan, tepatnya 1 km sebelah barat
daya dari Keraton Kasepuhan dan kurang lebih 500
meter sebelah selatan Keraton
Kanoman. Keraton Kacirebonan posisinya memanjang dari utara ke
selatan (posisi yang sama dengan keraton-keraton lain di Cirebon) dengan luas
tanah sekitar 46.500 meter persegi.
Arsitektur
Bangunan
Kacirebonan masuk ke dalam model gaya percampuran Cina, Bangunan zaman Kolonial
dan Tradisional . Bentuk bangunannya seperti bangunan pembesar pada zaman
kolonial Belanda dengan pengaruh arsitektur Eropa yang kuat.
·
Bangunan induk
Kori Agung keraton Kacirebonan
Paseban keraton Kacirebonan
Teras depan bangunan induk keraton Kacirebonan
Setelah
wafatnya Sultan Kacirebonan I Sultan Cerbon Amirul Mukminin pada tahun 1814,
Ratu Raja Resminingpuri yang merupakan permaisuri dari mendiang almarhum Sultan
Kacirebonan I tinggal di area Taman Sari Gua Sunyaragi, namun dengan
memiliki anak yang masih kecil dan baru berumur lima tahun yaitu Pangeran Raja
Madenda Hidayat yang kelak menjadi Sultan Kacirebonan II dia memutuskan untuk
membangun sebuah keraton
Kacirebonan di Pulosaren dengan uang pensiunan yang selama ini
ditolaknya. Pada masa awal pembangunan keraton KacirebonanRatu Raja Resminingpuri membuat bangunan induk
keraton, Paseban dan Tajug (mushola).
- Bangunan induk
keraton sebagai tempat sebagai tempat tinggal sehari-hari sultan beserta
keluarganya. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan antara lain ruang
tidur, ruang kerja sultan, pecira,
kamar jimat, prabayasa,
dapur dan teras (berfungsi sebagai ruang tunggu bila prajurit rendahan ingin
menghadap Sultan).
- Paseban, terdapat dua buah
bangunan Paseban di kompleks keraton
Kacirebonan, yaitu di barat dan timur, berdenah persegi panjang. Paseban
barat menghadap timur ditopang oleh 8 buah tiang dan 4 saka guru (tiang utama) dan
merupakan bangunan semi terbuka, dinding sisi barat dan timur dipagari dengan
tembok rendah, atapnya berbentuk joglo dengan penutup genteng.
-
Tajug (mushola), terletak di
sebelah barat bangunan induk, antara tajug dan paseban dipisahkan
oleh tembok namun ada pintu penghubung di sisi barat tembok. Pelataran keraton
ke arah selatan pada pagar tembok terdapat gapura kori agung beratap joglo, yaitu pintu agung utama.
Ratu
Raja Resminingpuri pun menjadi wali atas
puteranya yang masih kecil tersebut. Setelah Pangeran Raja Madenda Hidayat dewasa, Ratu Raja
Resminingpuri memberikan tahtanya kepada puteranya tersebut dengan gelar sultan
namun hal itu ditolak oleh Belanda (menurut Besluit hanya Sultan Kacirebonan I
saja yang berhak menyandang gelar sultan).
·
Gedong Ijo
Pada
tahun 1875 Pangeran Raja Denda Wijaya yang bergelar Raja Madenda membangun Gedong Ijo dalam komplek keraton Kacirebonan, Gedong Ijo merupakan bangunan yang
menghadap ke timur dan berdenah persegi panjang. Ruang dalam dibagi tiga, yaitu
ruang utara dan ruang selatan yang ditempati oleh keluarga sultan sedangkan
ruang tengah kosong.
- Pringgowati
Pada
masa kepemimpinannya, Sultan Kacirebonan IV Pangeran Madenda Partadiningrat
membangun Pringgowati yaitu
ruang tengah yang terdapat benda-benda kebesaran keraton, berfungsi sebagi
tempat istirahat sultan. Di sebelahnya terdapat ruang Pinangeran.
- Pinangeran
Ruang Pinangeran merupakan ruangan
yang berada disebelah Pringgowati,
berfungsi sebagai tempat tinggal kerabat sultan dan tempat penyimpanan
alat-alat perayaan Muludan.
- Kaputran dan Kaputren
Tempat
peristirahatan putra dan putri.
Silsilah Sultan
- Sultan Kacirebonan
I Sultan Carbon Kaceribonan Amirul Mukminin (bertahta 1808 - 1814)
-
Sultan Kacirebonan
II Pangeran Raja Madenda Hidayat (bertahta dari 1814 - 1851)
-
Sultan Kacirebonan
III Pangeran Raja Denda Wijaya (bertahta dari 1851 - 10 Oktober 1914)
-
Sultan Kacirebonan
IV Pangeran Raja Madenda Partadiningrat (bertahta dari 9 November 1916 - 31
Juli 1931)
-
Sultan Kacirebonan
V Pangeran Raja Madenda Raharjadiningrat (bertahta dari 12 Maret 1933 - 24
Februari 1950)
- Sultan Kacirebonan
VI Pangeran Raja Sidek Arjaningrat (bertahta dari 24 Februari 1950 - 14 Januari
1957)
-
Sultan Kacirebonan
VII Pangeran Raja Harkat Nata Diningrat (bertahta dari 14 Januari 1957 - 14
Februari 1969)menggantikan saudaranya
Sultan Kacirebonan VI
- Sultan Kacirebonan
VIII Pangeran Raja Moh Mulyono Amir Natadiningrat (bertahta dari 14 Februari
1969 - 8 November 1994)
-
Sultan Kacirebonan
IX Pangeran Raja Abdulgani Nata Diningrat Dekarangga (bertahta dari 28 Mei 1997
- )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar